Pernikahan Ketiga Claudio Ranieri dan AS Roma, Misi Mustahil yang Terakhir untuk Selamatkan Serigala
“Apakah ada masalah yang sulit diselesaikan? Mereka menelepon saya karena ini.
Saat Claudio Ranieri pertama kali tiba di London, dia mengatakan itu.
Untuk berbicara dengan Presiden AS Roma Dan Friedkin, pelatih veteran berusia 73 tahun itu melakukan perjalanan ke Inggris pada Selasa, 11 Desember 2024, malam waktu setempat.
Ivan Juric diberhentikan akhir pekan lalu, dan Ranieri dipilih untuk menggantikannya.
Ini adalah ketiga kalinya Ranieri mengucapkan janji dengan tim Kota Abadi, seperti di sebuah pesta pernikahan.
Rasanya seperti di rumah sendiri untuk melatih Roma lagi.
Lahir di Roma, Ranieri telah melatih I Lupi dua kali sebelum memulai debut sepak bolanya dengan AS Roma.
Pelatih Terbaik FIFA 2016 itu sebelumnya didatangkan saat Roma mengalami krisis dua kali.
Dia menggantikan Luciano Spalletti di awal musim 2009–2010, saat Wolves tengah berjuang di dasar klasemen Liga Italia.
Sebelumnya kalah ke Inter Milan, tim elite Jose Mourinho, Roma melesat dan merajut mimpi mereka untuk memenangkan scudetto bersama Ranieri.
Setelah menempati posisi kedua di liga, Coppa Italia, dan Piala Super Italia, I Giallorossi hanya kalah dari Inter, meskipun tidak memenangkan kejuaraan.
Pada akhir musim 2018–2019, ia menjalani tugas kedua yang singkat di Trigoria.
Setelah klub memecat Eusebio Di Francesco, Ranieri seharusnya dapat membereskan situasi tersebut.
Ia membimbing Roma ke posisi keenam dalam 12 pertandingan terakhirnya, yang cukup untuk mendapatkan tempat di babak penyisihan grup Liga Europa.
Daniele De Rossi dan timnya bahkan menyelesaikan Serie A dengan sembilan pertandingan yang dimainkan tanpa kekalahan.
Roma sekali lagi menugaskan Claudio Ranieri pekerjaan yang sama sebagai tukang reparasi.
Setelah pensiun pada akhir musim sebelumnya di Cagliari, ia membuat keputusan untuk kembali bekerja karena ia merasa terpanggil untuk melakukannya.
Ada keadaan darurat di Roma.
Tim berharap Ranieri akan menggunakan sentuhan ajaibnya sekali lagi untuk membantu mereka keluar dari krisis, karena mereka hanya berjarak empat poin dari zona degradasi.
Tuttomercatoweb menulis, “Ranieri, Roma sebagai tugas terakhirnya yang mustahil,” sebagai judul tajuk rencana.
Krisis tersebut di perparah oleh klaim adanya konflik kepentingan di antara para eksekutif puncak klub selain dari kinerja di lapangan yang menurun.
Ada hubungan yang tidak sehat antara klub dan para pendukungnya.
Karena Friedkin jarang muncul di depan publik, lebih banyak membahas situasi Roma sendirian, para penggemar sama sekali tidak merasa terhubung dengan presiden klub.
Namun, dalam pekerjaan Ranieri, misi yang mustahil merupakan tantangan sehari-hari.
Ia telah menaklukkan hal-hal yang mustahil, seperti membawa Leicester City meraih gelar Liga Primer.
Selain itu, Ranieri juga telah memberikan trofi untuk lima klub berbeda, mengangkat Cagliari dari divisi bawah ke Serie A, dan