Juergen Klopp mendapat rentetan kritik atas kepindahannya ke Red Bull, mulai dari media Jerman hingga pengguna media sosial pendukung Liverpool.
Juergen Klopp meninggalkan Liverpool pada Juni 2024 dan sejak itu kembali ke lapangan sepak bola.
Pria Jerman berusia 57 tahun itu mengungkapkan posisi barunya sebagai Global Head of Soccer Red Bull pada Rabu, 10 September 2024.
Mulai 1 Januari 2025, ia akan menjalankan tanggung jawabnya sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola untuk perusahaan minuman energi besar Austria.
Meski tidak melakukan kontak langsung dengan lapangan, pilihan Klopp menuai rentetan kritik.
Banyak pengguna daring yang mengaku sebagai pendukung Liverpool mengkritik Klopp karena begitu mudah tertipu dan munafik, percaya bahwa ia telah mengkompromikan pernyataannya sendiri.
Beberapa peluang kepelatihan di berikan kepadanya setelah ia meninggalkan The Reds.
Namun Klopp mengambil keputusan untuk meninggalkan kepelatihan.
Mengingat sembilan tahun hubungannya yang kuat dengan Liverpool, Klopp merasa sulit membayangkan dirinya mengelola tim lain.
Meski begitu, ia mengakui bahwa ia tidak menutup kemungkinan untuk kembali bermain sepak bola dalam kapasitas yang berbeda.
Tampaknya dia akan mewakili Red Bull dalam kapasitas tersebut.
Pada bulan 7 tahun lalu, dia memberi pernyataan, “Saya masih ingin bekerja di sepak bola dan masih ingin membantu orang-orang dengan pengalaman dan jaringan saya.”
Dengan posisi barunya di Red Bull, Klopp memang punya kendali lebih besar terhadap bagaimana klub-klub pengusung brand bull perusahaan itu berkembang dan sukses.
RB Leipzig, RB Salzburg, Leeds United, New York RB, Liefering, dan RB Bragantino di Brazil adalah team-team yang menciptakan jaringan mereka.
Berdasarkan daftar tim ini, kemungkinan besar Liverpool akan melawan Leeds di liga domestik Inggris atau Leipzig di liga Eropa, yang berarti mereka harus berhadapan dengan Klopp sebagai lawan di belakang.
Pengguna X Merlin_0021 men-tweet, “Klopp adalah seorang munafik,” sebagai tanggapan atas berita yang di rilis Sky Sports.
“Juergen Klopp di unjuk menjadi kepala bisnis yang pada dasar nya mengubah reputasi team sepak bola untuk menjadi alat promosi minuman energinya. Sungguh menyebalkan,” cuit akun Andy_98.
Ada juga kritik dari beberapa media Jerman.
Jurnalis Guenter Klein dari Munich Merkur mengamati, “Klopp sama palsunya dengan giginya.”
Publikasi media terkemuka Der Spiegel menjawab dengan pedas.
“Kini sangat banyak orang yang sudah menikmati standar kerja industri ini, yaitu uang, semua nya terlihat masuk akal.”
Spiegel mencatat, “Mayoritas penggemar merasa tidak nyaman ketika mengetahui wahyu ini.”
Juergen Klopp merilis video yang menjelaskan pilihannya bergabung dengan Red Bull setelah menuai banyak kritik.
Hal itu di akui Pelatih Terbaik FIFA 2019 dan 2020 sebagai wujud kecintaannya terhadap sepak bola dalam video berdurasi satu menit delapan belas detik yang di unggah ke akun Instagram miliknya.
“Saya masih percaya apa yang saya katakan beberapa bulan lalu—bahwa saya tidak lagi menganggap diri saya berada di pinggir lapangan,” ujarnya.
“Meski pun begitu, saya saat ini masih suka bekerja dan bermain sepak bola. Saya punya platform ideal untuk itu berkat Red Bull.”
Kita semua tahu bahwa ada banyak manajer berprestasi di luar sana, namun saya ingin berbagi pengalaman yang telah saya kumpulkan selama bertahun-tahun. Sepanjang karier saya, saya telah berjuang demi gelar, promosi, dan degradasi.
“Susah untuk menyetujui bahwa kami berhasil dan kadang-kadang gagal. Namun, itu bisa di bayangkan. Dan kemudian mengulanginya lagi karena Anda hampir tidak punya waktu untuk belajar ketika Anda memiliki profesi yang mengharuskan Anda bermain setiap tiga hari.”
“Saya punya waktu dan kesempatan saat ini. Saya ingin melihat, merasakan, dan mempelajari apa yang berhubungan dengan sepak bola. Oleh karena itu, saya pun secara bertahap meningkatkan keterampilan sepak bola saya.”
“Saya sangat senang mengenai hal tersebut, namun saya juga akan kembali untuk berlibur sekarang. Sampai jumpa di bulan Januari,” bunyi pernyataan itu.